Dampak Corona, Pemdes Tandaigi Kehilangan PAD Wisata Pantai Kucing

Sekertaris Desa (Sekdes) Tandaigi Lasa Lembah.Selasa (24/08) sumber foto: Redaksi Seruanrakyat.online
Seruan Rakyat

Seruanrakyat.online, Parigi Moutong Dampak dari penyebaran Corona virus disease 2019, Pemerintah Desa (Pemdes) Tandaigi Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah,  kehilangan salah satu penyumbang Pendapata Asli Desa (PAD) dari hasil wisata pantai kucing.

Padahal, keberadaan lokasi wisata tersebut. Sangat penting untuk mendongkrak sumber perekonomian  masyarakat maupun desa itu sendiri.

Bacaan Lainnya

melansir dari https://kemenparekraf.go.id desa wisata merupakan bagian dari pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan menjadi salah satu program Pemerintah Republik Indonesia.

Sehingga dapat mempercepat kebangkitan pariwisata dan memicu pertumbuhan ekonomi. Namun, tidak setiap desa dapat di jadiakan desa wisata.

Karena ada tiga kompunen untuk membangun desa wisata, pertama. Melihat potensi wisata yang tersedia, kedua. Perangkat desa harus memiliki basis data yang jelas mengenai lahan dan lokasi daerah. Ketiga, bagaimana ekositem yang dapat membantu pengembangan destinasi wisata.

Untuk menerapakan hal tersebut, Sayangnya Pasca di kepung Corona virus disease 2019. Lokasi wisata pantai kucing ini, tidak lagi menghasilkan sumber (PAD). Akibat minimnya aktifitas pengunjung.

Hal itu di ungkap, Sekertaris Desa (Sekdes) Tandaigi Lasa Lembah, saat media ini berkunjung ke ruang kerjanya. Selasa (24/08) lalu.

“Dengan adanya Covid-19, sumber pendapatan asli desa yang di pungut dari lokasi wisata pantai kucing ini. Sudah lama tidak ada pemasukan bagi desa, terhitung dari tahun 2020 lalu,”ujaranya.

Kemudian, kata ia, selain tempat wisata. Pasar yang berada pada Wilayah Desa Tandaigi Kecamatan Siniu merupakan sala satu penyumbang Pendapatan Asli Desa (PAD).

“Sayangnya, dampak dari penyebaran Corona virus disease 2019 sumber pendapatan yang di hasilakan dari kegiatan hari pasar yang di adakan satu minggu sekali ini, tidak lagi masuk ke pemerintah desa,”tuturnya.

Lanjut ia, padahal setiap satu minggu pasar itu di gelar. Pihaknya selalu mendapat setoran masuk sebesar 100 sampai 200 ribu.

“Tetapi selama beberap bulan terakhir ini, belum ada lagi setoran yang masuk ke desa tandaigi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *