Seruanrakyat.onlie, Parigi Moutong– Dr. Idrus Arore, S.Pd., S.H., M.Pd akademisi sekaligus peneliti dan penyusun buku ‘Bara Perlawanan di Teluk Tomini’, berbagi metode tentang cara menerapkan nilai-nilai perjuangan Pahlawan Tombolotutu pada satuan pendidikan.
Dr. Idrus Arore yang hadir sebagai pemateri pada workshop sejarah perjuangan pahlawan Nasional Tombolotutu, di aula Disdikbud Parigi Moutong pada Rabu 13 September 2023 lalu, berbagi metode pada ratusan tenaga pendidik perwakilan sekolah dari jenjang Paud hingga SMP, melansir dari situs resmi Saurustv.id
Kata Idrus, ada beberapa hal yang harus dilakukan tenaga pendidik untuk menerapkan nilai-nilai perjuangan Tombolotutu, sebagai bentuk respek terhadap pahlawan.
“Tentu sosok pahlawan itu kita beri respek, siapapun beliau karena pasti ada nilai yang mau dipetik dari situ. Nilai-nilai itulah yang sangat penting ditansformasi ke generasi penerus, salah satu generasi penerus itu ada di segmen satuan pendidikan. Berarti di situ peran pendidik atau guru untuk menanamkan nilai kepahlawanan,” jelasnya.
Ia mengatakan, langkah pertama yaitu guru seharusnya mengetahui dengan jelas sejarah dari perlawanan Tombolotutu ini dan seperti apa kisah heroiknya.
Kemudian, guru harus mengetahui juga nilai-nilai apa yang bisa dipetik dari perjuangan Tombolotutu.
“Tadi saya sudah paparkan ada nilai demokratis, patriotisme, nasionalisme, kejujuran, keikhlasan, pantang menyerah, kecerdasan. Tomboloutu itu sangat cerdas karena bisa menggalang persatuan kemudian memanfaatkan berbagai sarana laut maupun sarana darat untuk mempertahankan wilayahnya,” bebernya.
Lalu lanjutnya, setelah mengetahui nilai-nilai kepahlawanan itu, maka tugas guru Sejarah adalah bagaimana mentransformasi nilai-nilai itu kepada siswa.
Idrus menambahkan, ada tiga pendekatan untuk mentransformasikan nilai- nilai kepahlawanan pada siswa. Pertama memperkuat simbol-simbol tentang Tombolotutu. Kedua, menggelar iven atau kegiatan, dan yang ketiga melalui pembelajaran.
“Tadi saya tanya siapa yang di sekolahnya, di setiap kelas sudah ada gambar Tombolotutu? Tenyata belum ada. Padahal itu simbol. Bagaimana kita mencintai Tombolotutu secara gambar saja tidak tau,” terangnya.
Sehingga Idrus menyarankan agar di setiap sekolah bisa memajang gambar pahlawan nasional Tombolotutu.
“Saya sarankan gambar itu Print, bingkai, tempel di kelas, dan ruang kepala sekolah. Karena posisi pahlawan itu sama seluruh Indonesia. Jadi, beliau ini sama dengan Diponegoro, sama dengan Imam Bonjol, Sultan Hasanudin. Itu juga diajarkan dari Sabang sampai Merauke kalau bicara soal pahlawan,” ungkapnya.
Menurutnya, gelaran iven juga sangat penting untuk menanamkan nilai kepahlawanan.
“Misalnya iven lomba bercerita tentang pahlawan Tombolotutu. Lomba mirip pahlawan. Jadi, bukan hanya Tombolotutu, tapi salah satu itemnya harus Tombolotutu. Termasuk diperingati hari lahirnya, sebagai salah satu hari yang bersejaraoh di kabupaten Parigi Mouutong ini,” urainya.
Kemudian kata dia, bisa juga berupa pembuatan napak tilas perjuangan Tombolotutu, yang menceritakan kisah heroiknya melawan penjajah di laut maupun di darat, juga perjalananya menuju Togean, Toli-Toli, Sojol, Bou, Pantoloan, Donggala dan daerah lainya sehingga mendapat perlindungan dan dampak terhadap raja-raja yang ikut membantunya saat itu.
Selain itu, menerapkan nilai-nilai kepahlawanan melalui metode pembelajaran. Menurutnya, kisah perjuangan Tombolotutu bisa dimasukan dalam mata pelajaran sejarah. Walaupun belum tercantum dalam buku pelajaran nasional.
“Artinya dia tercantol di mata pelajaran tertentu, ketika membahas tentang perlawanan Diponegoro, Perlawanan Hasanudin, maka masukkanlah Tombolotutu sebagai salah satu submateri yang bisa disampaikan ke siswa, walaupun sebenarnya di buku pelajaran yang berlaku nasional itu belum ada. Justru disitu kreativitas guru sehingga nilai-nilai kepahlawananan Tombolotutu itu juga bisa tersampaikan di kalangan siswa kita,” tutup Idrus.
Diketahui, kegiatan workshop sejarah perjuangan pahlawan Nasional Tombolotutu ini, digelar Bidang Kebudayaan pada Disdikbud Parigi Moutong, dibuka oleh Kabid Manajemen SD, Ibrahim mewakili Plt Kadis Dikbud Sunarti.
Hadir juga sebagai pemateri, peneliti dan penyusun buku Bara Perlawanan di Teluk Tomini’, Wilman D. Lumanhino M.A.