Seruanrakyat.online, Parigi Moutong– Terkait dua Sekolah Dasar (SD) di Parigi Moutong yang masih menggunakan kelas darurat selama hampir lima tahun ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mengaku, belum bisa memastikan akan digantikan dengan ruang kelas baru (RKB) di tahun ini.
Meski demikian, Kepala Bidang SD Parigi Moutong, Rahmat Alimin mengatakan, tahun 2022 pihaknya telah mengusulkan 300 paket pekerjaan untuk SD yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (Dak).
“DAK tidak ada dibuka untuk pembangunan ruang belajar, yang ada untuk pembangunan rumah guru, lab, dan UKS, ini yang sementara kami masih mencarikan solusi agar ada pembangunan ruang kelas,” jelasnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (14/06).
Namun kata dia, pihaknya masih akan berupaya mencari solusi untuk pembangunan ruang kelas, bagi dua sekolah yang masih menggunakan kelas darurat yakni, SD Negeri Petapa dan SD Inpres Binangga.
“Tahun ini tidak ada, kita masih cari regulasi seperti apa, apakah daerah bis?, apakah bisa APBD dan kalau bisa nanti seperti apa,” terangnya.
Rahmat menambahkan, alasan pihaknya belum bisa memastikan apakah dua SD ini masuk dalam 300 paket pekerjaan ditahun ini, lanjutnya, karena pembangunan infrastruktur sekolah merupakan kewenangan Balai PUPR.
“Sehingga terealisasi atau tidak dua sekolah ini, bisanya terkendala dengan data dapodik, dan lahan yang digunakan untuk pembangunan sekolah,”tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, hampir lima tahun lamanya setelah gempa bumi hebat mengguncang sebagian wilayah Sulawesi Tengah, termasuk Parigi Moutong, masih ada sekolah yang tetap menggunakan bangunan rusak.
Terdapat dua SD di Kecamatan Parigi Tengah yang masih menggunakan kelas darurat untuk proses belajar mengajar. Dua sekolah tersebut yaitu, SD Negeri Petapa dan SD Inpres Binangga.
Ruang kelas darurat itu terpaksa masih dipakai, karena tidak ada ruang lain yang bisa digunakan untuk siswa pasca gedung sekolah rusak karena peristiwa gempa bumi tahun 2018 silam.