Seruanrakyat.online,NASIONAL– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerapkan kebijakan Kurikulum Merdeka, agar para pendidik dapat lebih fokus memberikan layanan pendidikan kepada siswa.
Melansir kemdikbud.go.id disebutkan, dengan prinsip penyederhanaan kurikulum maka materi belajar dikurangi agar fokus kepada materi esensial.
Kurikulum disusun secara fleksibel dan kontekstual supaya bisa diterapkan dalam situasi seminim apapun yang menuju pada perubahan kualitas proses pembelajaran.
“Karena selama ini Bapak/Ibu guru di lapangan banyak mengalami kendala untuk bisa memberikan pelayanan secara maksimal karena padatnya materi ajar yang harus tuntas dicapai di tengah keterbatasan waktu. Selain itu juga, rumitnya administrasi,” ungkap Kepala Puskurjar, Zulfikri Anas, di Jakarta, Senin (21/8).
Ia menjelaskan, kemampuan peserta didik sangat beragam dengan segala karakteristiknya, termasuk cara belajar mereka.
Sementara itu, guru mengajarkan materi yang sama dengan satu cara, lalu memberikan tugas yang sama untuk siswa dalam satu kelas, padahal bisa saja cara tersebut hanya cocok bagi segelintir siswa.
Ia berharap, Kurikulum Merdeka menyediakan ruang yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing.
Diketahui, sebanyak 5.246 satuan pendidikan dari jenjang PAUD sampai dengan SMA/SMK di wilayah DKI Jakarta telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
“Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda, Kurikulum Merdeka sudah mengakomodir itu. Oleh karena itu, Komisi X DPR RI sangat mendukung implementasi kebijakan Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek,” tutur anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan, pada kesempatan yang sama.
Dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik salah satunya adalah dengan menerapkan projek dalam pembelajaran.
Pembelajaran melalui Kurikulum Merdeka akan lebih mengutamakan kegiatan projek yang dapat memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek.
Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua komponen utama yaitu intrakurikuler dan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler berlaku untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran.
Sedangkan P5 merupakan bentuk dari pembelajaran kokurikuler. Kegiatan ini adalah pembelajaran khusus yang ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian elemen dan subelemen pada dimensi Profil Pelajar Pancasila. Bobot jam pelajarannya sekitar 20-30 persen dari total jam pelajaran.
Kurikulum Merdeka mengatur muatan dan beban belajar yang terdiri atas intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan satuan pendidikan untuk memfasilitasi minat dan bakat siswa sekaligus menguatkan pengembangan Profil Pelajar Pancasila.