Indonesia dan Vietnam Perkuat Kerja Sama Produksi Pangan dan UKM

Sumber foto: kemenkopukm.go.id
Seruan Rakyat

NASIONAL, Seruanrakyatonline Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, Indonesia dan Vietnam sedang memperkuat kerja sama ekonomi khususnya terkait koperasi dan UKM serta produksi pangan.

“Potensi yang dimiliki Indonesia dan Vietnam penting untuk dikolaborasikan melalui peningkatkan produksi dan hilirisasi pangan yang melibatkan koperasi dan UMKM, salah satunya dengan pengembangan ekosistem pertanian digital sebagai langkah transformatif dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern,” ungkapnya, dalam keterangannya di Vietnam, pada Kamis, 21 Maret 2024, melansir kemenkopukm.go.id.

Pasalnya, ASEAN merupakan kawasan yang memiliki potensi besar di sektor agrikultur dan akuakultur.

Berdasarkan data FAO pada 2024, hampir seperlima dari total produksi ikan dunia berasal dari ASEAN, yakni 42 juta ton dari total 218 juta ton produksi ikan dunia.

Selain itu, hampir seperempat produksi beras dunia berasal dari ASEAN, yakni 193,1 juta ton dari total 776 juta ton produksi beras dunia (FAO, 2023).

Kerja sama lainnya adalah bidang riset dan pengembangan di sektor agrikultur dan akuakultur untuk terus meningkatkan kualitas dan daya saing produk KUMKM di pasar global.

“Penting juga meningkatkan kerjasama mengembangkan model bisnis dan kemitraan rantai pasok perikanan dan pertanian di ASEAN. Penguatan kerja sama ini akan berdampak pada semakin terbukanya lapangan kerja berkualitas di kedua negara.,” tukasnya.

Saat ini, 27,02 persen dari total tenaga kerja di ASEAN bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan sebagaimana data ASEAN Secretariat, 2023.

Lapangan kerja berkualitas sangat diperlukan agar generasi muda lebih banyak terlibat di sektor ini, sebab ke depan generasi muda merupakan kekuatan pendorong kemajuan pangan dan perikanan di kawasan ASEAN.
Hal ini didukung oleh data, bahwa ASEAN memiliki 224,2 juta anak muda dengan 53 persen Gen Z (15-25 tahun) dan 47 persen Milenial (26-35 tahun) (ASEAN Secretariat, 2022).

Ia mengungkapkan, saat ini Indonesia tengah berfokus mengembangkan beberapa inisiatif hilirisasi, baik produk pertanian, perikanan, peternakan, hingga perkebunan berbasis koperasi.

“Intinya, mengembangkan model korporatisasi petani dan nelayan berbasis koperasi. Di mana koperasi berperan sebagai agregator, inovator, dan fasilitator untuk menghubungkan produk petani dan nelayan dengan rantai pasok usaha besar dan global,” pungkasnya.

Sejumlah inovasi program KemenKopUKM terkait hilirisasi, diantaranya adalah hilirisasi kelapa sawit menjadi Minyak Makan Merah, hingga pengembangan sejumlah komoditas unggulan oleh koperasi melalui Rumah Produksi Bersama.

Baca juga:https://www.kemenkopukm.go.id/read/menkopukm-ke-vietnam-bidik-kerja-sama-penguatan-produksi-pangan-dan-kumkm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *