Seruanrakyat.online,NASIONAL– Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bekerja sama dengan SurfAid dalam program Nutrition Sensitive Agriculture (Nusatani), sebuah intervensi gizi dengan pendekatan Pertanian yang Sensitif Gizi.
“Untuk meningkatkan akses masyarakat di daerah-daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih, serta gizi yang lebih baik,” kata Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan (PPSBK) Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes, Dimposma Sihombing, Jumat (10/3) melansir kemendesa.go.id.
Menurutnya, penting untuk mengembangkan kerjasama secara terkoordinasi dan sinergis dengan berbagai pihak, baik Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, dan NGO seperti SurfAid.
Ia berharap, SurfAid dapat memberikan asistensi untuk mengurangi angka stunting.
“Isu ini menjadi salah satu fokus program dari pemerintah pusat hingga level desa, dimana target pemerintah, angka stunting turun hingga 14 persen pada tahun 2024,” terangnya.
Bentuk dari program Nusatani diantaranya penyediaan air bersih untuk konsumsi rumah tangga, pertanian, dan peternakan.
Kemudian, revitalisasi Kelompok tani dengan mengenalkan tata cara penanaman dan metode pertanian efektif di lahan miring.
Hasil pertanian tersebut dibagi dua menjadi cash crop untuk dijual dan food crop untuk dikonsumsi masyarakat dan pasokan makanan sehat untuk Posyandu.
Selain itu, kelompok tani diberikan anakan ikan lele untuk sumber protein hewani masyarakat.
“Kami berharap program (Nusatani) ini dapat menurunkan angka stunting, sehingga dapat direplikasi di daerah lain,” ungkapnya.
Diketahui, SurfAid adalah organisasi nirlaba internasional yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah terpencil yang terhubung melalui lokasi selancar (surfing).