Kepala IP2SIP Ajak Peternak Menuju Standarisasi

Kepala Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (IP2SIP), Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sulawesi Tengah, Muhamad Takdir, foto: ZT/Akbar
Seruan Rakyat

Seruanrakyat.online, Parigi Moutong– Kepala Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (IP2SIP), Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sulawesi Tengah, Muhamad Takdir, mengajak semua yang ada disektor pertanian termasuk peternak menjadi penerap standarisasi.

Hal itu ia katakan, saat memberikan pelatihan pengolahan pakan konsentrat di Kelompok Ternak Harapan Baru II Gunung Mulya, Kecamatan Parigi Selatan. Rabu 30 Oktober 2024.

Kata Takdir, saat ini sudah terbit SNI 3148 tahun 2024 tentang pakan konsentrat. Maka ditingkat kelompok peternak, diharapkan menjadi penerap standarisasi yang telah dibuat.

“Kita mengajak semua yang ada disektor pertanian, peternakan ke arah standarisasi, paling tidak menerapkan SNI,” ucap Takdir.

Paling tidak kata dia, kelompok bisa membuat pakan hampir sama dengan yang ada di SNI, atau paling tidak dalam penerapan aktivitasnya sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Sebab lanjut dia, meski kelompok peternak diedukasi atau dilatih cara membuat pakan dengan tekonologi, untuk mencapai SNI cukup sulit atau prosesnya sangat panjang.

“Mendapatkan SNI itu melalui beberapa proses pengujian. Mekanismenya panjang. Maka yang bisa dilakukan adalah, setidaknya pada proses aktivitasnya ikuti SOP sehingga bisa disebut penerap standarisasi,” ujar Takdir, yang juga sebagai Analis Standarisasi itu.

Ia menyebutkan, BSIP bisa melakukan pendampingan kepada kelompok peternak dan petani, seperti apa yang telah dilakukan disejumlah daerah di Sulawesi Tengah.

“Contoh di Toili, sudah ada petani yang menghasilkan beras ber SNI. Maka pemerintah tinggal mendorong pada pemasaranya. Peternak juga bisa, misalnya memproduksi pakan ternak konsentrat yang ber SNI,” jelasnya.

Takdir mengatakan, sejauh dia melakukan pelatihan yang difasilitasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Parigi Moutong, di Kelompok Harapan Baru II, ia mengapresiasi peternak yang antusias belajar.

“Kalau dari segi pengetahuan mendalam tentang pakan, memang berbeda diterima setiap individu dalam kelompok.
Tetapi dari adopsi ilmu yang diajarkan mereka cepat sekali menerima inovasi itu, apapun ilmu yg kita berikan mereka coba praktekan dan kembangkan,” terangnya.

Memang kata dia, rumah pakan silase yang dimiliki oleh Kelompok Ternak Harapan II, sudah cukup memadai untuk dijadikan sentra pelatihan. Hanya saja, untuk pembuatan pakan jenis konsentrat membutuhkan beberapa fasilitas pendukung yang belum dimiliki oleh kelompok.

“Salah satunya perlu adanya mixer untuk mengaduk, jadi tadi pakai manual. Prinsipya, pembuatanya bisa diterapkan dari bahan yang ada,” ujarnya.

Menurut dia, ternak sapi yang diberikan konsentrat diyakini bisa lebih cepat menaikan bobotnya, sehingga nilai jualnya lebih tinggi.

“Kandungan nutrisi ada pada konsentrat, sehingga ada penambahan dibanding hanya dengan rumput atau hijauan.
Hijauan lebih banyak mengandung serat. Konsentrat diibaratkan lauk,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *