Seruanrakyat.online, Parigi Moutong– Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 (SMANSA) Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Provinsi Sulawesi Tengah, Ardin membantah adanya dugaan penganiayaan terhadap siswi berinisial F yang masih berusia 16 tahun.
Melansir dari pemberitaan media ini sebelumnya, Siswi berinisial F yang masih berusia 16 tahun dan duduk dibangku kelas 2 ini, didorong dari anak tangga lima hingga jatuh dengan posisi terlentang ke lantai dasar.
Tindakan tersebut, diduga dilakukan seorang guru perempuan yang masih berstatus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK).
Tidak sampai di situ, guru berinisial AM ini lalu menonjok dan mencakar wajah korban. Aksinya itu di hentikan, setelah beberapa siswa lainnya menangis histeris melihat apa yang dialami korban.
“Perlakuan yang dilakukan oknum guru AM ini, adanya sikap menatang dari siswi inisial F, dengan perkataan “ada saya tampeleng memang ini, sembari meninggalkan rapat yang digelar bersama siswi lainnya,” ujar Ardin saat ditemui sejumlah awak media di ruang kerjanya, Rabu 6 November 2024
Dengan adanya perkataan itu, Kata ia, membuat oknum guru AM merasa tidak enak apa yang di ucapan siswi inisial F.
“Tetapi oknum guru AM, juga mengakui sempat memegang kerak baju siswi inisial F, hanya saja ada juga teman siswi inisial F yang membela, sehingga jatuhnya siswi inisial F dari anak tangga itu, bukan karena dorongan dari oknum guru inisial AM” sebutnya.
Lanjut ia, jatuhnya siswi inisial F, bukan dari tengah kebawah, dan jatuhnya siswi inisial F bukan ulah guru AM.
Ia menegaskan, agar kejadian yang dialami siswi inisial F ini bisa diluruskan sebagai mana yang sudah diberitakan sebelumnya.
“Saya juga diminta pendapat dari teman-teman terkait persoalan ini, tetapi kita akan melakukan rapat internal, kebetulan ada juga dari cabang dinas,” ungkapnya.
Ardin berharap, semoga ini bisa menjadi klarifikasi kejadian yang sesungguhnya, terkait ada dugaan penganiayaan yang terjadi si SMA 1 Parigi.
“Tidak mungkin saya punya guru berbuat tindakan penganiayaan, hanya guru gila yang berbuat seperti itu, tanpa adanya penyebab,” sebutnya.
Ia juga menambahkan, terkait persoalan ini, pihaknya sudah meminta kepada orang tua korban siswi inisial F, sebisa mungkin untuk dilakukan proses mediasi.
“Karena bagaimana pun, siswi inisial F merupakan anak didik di SMA 1 Parigi, dan sudah beberapa kali saya memohon agar persoalan ini dapat dimediasi secara kekeluargaan,” tuturnya.
Menurutnya, dengan personal tersebut, pihaknya akan melakukan rapat bersama para guru di SMA 1 Parigi.
“Karena para guru juga mendesak saya jangan sampai kita menjadi bulan-bulanan, kecuali saya bilang oknum guru AM sudah ditahan di polisi, baru bisa lakukan hal serupa,” ungkapannya
Kemudian, dugaan penganiayaan yang terjadi pada siswi inisial F, para guru-guru hanya melihat melalui rekaman CCTV.