Ketua DPRD Sayutin ‘Geram’ Lambatnya Penanganan Pasien di RSUD Anuntaloko

Sumber foto; SR/Akbar
Seruan Rakyat

Seruanrakyat.online, Parigi Moutong– Ketua DPRD Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, Sayutin Budianto, ‘geram’ lambatnya pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko.

“Belum lama ini, pasien anak dirujuk dari Puskesmas Tada ke RSUD Anuntaloko, kemudian anak itu meninggal dunia. Statusnya anak keluarga miskin dari Desa Oncone Raya Kecamatan Tinombo Selatan, dengan kondisi gizi buruk. Masuknya pagi, jenazah sampai di rumah sore. Karena lama di urusan administrasi. Kabarnya karena mereka tidak mampu bayar sekitar Rp4 juta,” ujar sayutin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Senin 04 September 2023.

Atas kejadian itu, Ketua DPRD meminta penjelasan pada Direktur RSUD Anuntaloko, Dinas Kesehatan, Ketua IDI Parimo, IBI Parimo, BPJS, Dinas Sosial dan Kepala UPTD Puskesmas Tada.

Sayutin kesal, mendengar pihak RSUD lambat menangani pemulangan jenazah anak gizi buruk tersebut, karena masih harus meminta jaminan dari perwakilan keluarga.

“Harusnya RSUD itu pakai hati dalam melakukan pelayanan, kalau memang tidak bisa dilunasi oleh pihak keluarga hubungi DPRD nanti kita suruh Pemda yang membayar, atau bila perlu kami yang bayar,” tegasnya.

Menurutnya, jika memang alasanya karena keluarga tidak mampu melunasi administrasi, pihak RSUD harusnya menghubungi Dinas Sosial menanyakan kepesertaan dalam DTKS atau jika tidak terdaftar bisa mencari solusi bersama dengan menghubungi Kepala Desa dimana mereka berdomisili untuk menjaminkan pemulangan jenazah.

“Memang, di setiap pertemuan dengan Rumah sakit yang kita kejar itu PAD nya, tetapi kalau masalahnya seperti ini harusnya menjadi perhatian bersama,” tuturnya.

Lanjut ia, karena yang meninggal adalah anak dengan status gizi buruk, maka hal itu  harusnya menjadi perhatian serius pemerintah  daerah.

“Saya bersedia jadi penjamin. Tapi sekelas Ketua DPRD tanda tangannya tidak dipercaya RSUD. Ini ngawur, masa kita yang membahas anggaran kok kita tidak dipercaya,” bebernya.

Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Anuntaloko Revi Tilaar, menyebutkan, saat pasien itu datang ia juga sedang berada di Rumah Sakit. Hanya saja setelah proses penanganan ia belum mendapatkan laporan kronologinya. Akan tetapi, sebelum pasien itu masuk ke RSUD, tidak ada komunikasi dari Dinkes maupun di sosial.

“Sehingga kami tidak mengetahui pasti, nanti kami akan mencari tahu apa penyebabnya sampai dimintai jaminan, namun kalau saya melihat dari data yang ada sebenarnya kita sudah bisa melakukan  UHC,  biar masuk rumah sakit langsung di layani,” sebutnya.

Ia menambahkan, walaupun tidak ada komunikasi sebelumnya dari pihak terkait, pasien yang mengalami gizi buruk itu tetapi dilayani dengan baik oleh petugas medis RSUD Anuntaloko.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *