Seruanrakyat.online, NASIONAL – Anggota Komisi VI Amin Akram berharap, produksi sawit, gula dan kedelai lebih ditingkatkan.
“Kita sangat berharap bagaimana (PTPN) punya kontribusi peningkatan produksi di sektor CPO yang sekarang kontribusinya baru tujuh persen atau malah masih enam persen,” ujarnya, usai pertemuan dengan PTPN dalam rangka Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/2) melansir dpr.go.id.
Ia menekankan, nantinya bisnis sawit harus meningkat tajam, karena pasarnya yang sangat besar untuk konsumsi rumah tangga, industri, maupun mendukung green energy.
Selain sektor CPO, ia menyoroti kinerja sektor produksi gula nasional. Dimana, produksi gula nasional masih berada di angka 2,35 ton per tahun, sedangkan konsumsi gula nasional bisa mencapai tujuh ton per tahun.
“Bayangkan, setahun hampir lima juta ton impor gula, dan itu yang impor juga swasta semua. Itu krisis yang sangat besar bagi BUMN kita dan bisa meningkatkan devisa buat negara kita,” ungkapnya.
Menurutnya, tidak perlu memikirkan mengenai ekspor, karena pasarnya ada di dalam negeri untuk konsumsi rumah tangga maupun industri.
Untuk itu ia meminta, PTPN Holding dapat meningkatkan potensi yang ada sehingga nantinya kebutuhan gula nasional diharapkan dapat terpenuhi.
“Kita berharap mereka benar-benar bekerja keras mendayagunakan potensi yang ada seperti potensi SDM kita, potensi lahan kita, juga pendanaannya harus bersinergi sehingga produksi gula nasional kita meningkat secara signifikan khususnya yang disumbangkan oleh BUMN dalam hal ini gula,” imbuhnya.
Berikutnya, sektor lain persoalan kedelai. Ia mendorong PTPN memaksimalkan lahan-lahan yang ada untuk menanam kedelai.
Diakuinya, sebanyak kurang lebih 90 persen kebutuhan kedelai dalam negeri masih impor. Hal ini berarti hanya sebanyak 10 persen kebutuhan kedelai dapat dipenuhi dari dalam negeri.
“Saya punya tetangga petani-petani juga di desa dulu, begitu mudah tanam kedelai itu, kenapa ini tidak digalakkan sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Minimal mengurangi impor, karena kita sangat khawatir sekarang khususnya untuk tempe. Tempe yang sering kita konsumsi itu sudah dicampur bahan-bahan lain, bukan kedelai murni,” terangnya.
Amin Akram berharap, PTPN punya kontribusi yang real dalam pertumbuhan ekonomi maupun dalam mewujudkan terciptanya bukan sekadar ketahanan tapi lebih kemandirian pangan, kalau perlu kedaulatan pangan.
https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/43469/t/Legislator+Harap+PTPN+Bisa+Wujudkan+Kedaulatan+Pangan