Seruanrakyat.online,NASIONAL– Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, membagi wilayah pertanian di Indonesia akibat dampak El Nino ke dalam tiga zona.
Kata dia, zona pertama adalah zona merah yang berstatus defisit, zona kedua adalah zona kuning yang memiliki sumber air cukup. Dan, terakhir zona hijau yang memiliki air melimpah atau dalam kata lain zona yang harus di-booster (diperkuat).
“Dari 38 provinsi katakan lah yang merah, Papua, Bali, dan Banten. Tapi yang lain kan banyak yang kuning dan sebagian lainnya banyak yang hijau, itulah yang kita booster,” ,” terangnya, dalam keterangan resmi, Selasa (29/8) melansir cnbcindonesia.com.
Mentan mengatakan, produksi beras Indonesia terkena dampak akibat El Nino, diprediksi bisa mencapai 300 ribu sampai 1,2 juta ton.
Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengerjakan realisasi penanaman padi, di enam provinsi dengan luas lahan mencapai 500 ribu hektare (ha).
Diantaranya di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Juga ada di daerah pendukung lainnya seperti provinsi Lampung.
Selain itu, Kementan juga mempererat kerja sama pendataan penggilingan padi dan stok beras sebagai upaya bersama menghadapi tantangan dan krisis global.
Ia mengutip hasil survei BPS tahun 2020 yang menyebutkan, jumlah penggilingan padi di Indonesia mencapai 169.788 unit.
Dengan rincian penggilingan berskala kecil sebanyak 161.400 unit, skala menengah 7.332 unit dan skala besar sebanyak 1.056 unit.
“Saya mohon kepada seluruh jajaran Kementan untuk memperkuat kolaborasinya dengan jajaran Polri karena yang kita hadapi ini adalah El Nino dan krisis lainnya,” ujarnya.
Masih dari sumber yang sama, Ketua Satgas Pangan Mabes Polri, Brigjen Whisnu Hermawan menyebutkan, siap memberi dukungan penuh terhadap jalannya program Kementan.
“Diantaranya adalah mengamankan stok beras melalui pendataan penggilingan padi di seluruh Indonesia. Terutama teman-teman di Polres untuk mengecek penggilingan sampai pada distribusinya,” pungkasnya.