Seruanrakyat.online-NASIONAL– Melalui Perencanaan Berbasis Data (PBD) di Platform Merdeka Mengajar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan peserta didik mengalami kemajuan belajar sehingga lebih kompeten dan berkarakter.
“Selain itu, kita ingin memastikan kelompok-kelompok yang sulit mendapat akses pendidikan dibantu untuk mendapatkan akses pendidikan yg berkualitas,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD Dikdasmen, Iwan Syahril, saat menyelenggarakan webinar melalui kanal YouTube Microlearning Guru Belajar bertajuk Mengoptimalkan Perencanaan Berbasis Data untuk Satuan Pendidikan, Rabu (25/1) melansir kemdikbud.go.id.
Dirjen Iwan menjelaskan, terdapat empat indikator untuk mendorong transformasi dalam satuan pendidikan.
Indikator pertama adalah mendorong agar satuan pendidikan berpihak kepada tumbuh kembang murid. Kedua, menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan dan inklusif. Ketiga, satuan pendidikan mengembangkan budaya refleksi berbasis data. Terakhir, peningkatan hasil belajar murid, terutama kompetensi fondasi seperti literasi, numerasi, dan karakter.
Selanjutnya mengenai penerapan PBD, Iwan mendorong guru-guru untuk bergabung dan secara aktif mengakses Platform Merdeka Mengajar.
“Terdapat sekitar 13.000 komunitas di Platform Merdeka Mengajar. Guru (diberi) kemerdekaan untuk memilih, sesuai kebutuhan (fokus yang dikehendaki) semisal literasi, numerasi, serta dapat melakukan interaksi di PMM,” ungkapnya.
Iwan menegaskan, PBD dan Profil Pendidikan merupakan upaya kita bersama memperbaiki permasalahan peningkatan mutu pendidikan dengan lebih sederhana dan bermakna.
“Dengan PBD, kita dapat melakukan transformasi satuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan dimulai dengan perencanaan dan penganggaran yang tepat,” terangnya, seraya mengatakan tiga langkah penerapan PBD yakni, Identifikasi, Refleksi, dan Benahi (IRB).
Masih dari sumber yang sama, guru SMPN 4 Katingan Kuala, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, Mohamad Anis dalam Sesi Tanya Jawab mengungkapkan, kendala dalam memulai penggunaan materi PBD di Platform Merdeka Mengajar.
“Sejak materi PBD muncul di Platform Merdeka Mengajar (PMM), sempat kami mengalami kendala karena kurangnya informasi sekaligus keraguan ketika bertindak, apakah langkah yang akan kami lakukan benar atau salah,” imbuhnya.
Selain itu, meski sudah ada akses internet di daerahnya, namun akibat kendala letak geografis dan keterbatasan infrastruktur, Anis dan rekan sejawat mengalami kesulitan untuk mendiskusikan persoalan implementasi PBD di sekolah mereka.
“Beragam pertanyaan timbul terkait penting atau tidaknya PDB ini. Padahal jika mengacu pada Rapor Pendidikan, kompetensi literasi dan numerasi, hasilnya murid-murid kami di bawah minimum,” urainya.