Pentingnya Penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Sumber fototo: Kemendikbudristek
Seruan Rakyat

NASIONAL, Seruarakyat.online– Penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan sangat penting untuk mengubah miskonsepsi yang terjadi di lapangan.

 “Kemendikbudristek berkomitmen untuk mewujudkan penguatan gerakan ini agar pelaksanaannya berhasil, baik di tingkat pusat, daerah, sampai ke satuan pendidikan dan orang tua/masyarakat,” ungkap Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi, di Jakarta, pada Selasa, 30 Januari 2024.

Ia menuturkan, perlunya sinergisitas dan kolaborasi lintas sektor agar penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan dapat dilakukan secara masif dan konstruktif.

“Penguatan transisi PAUD hingga SD kelas awal atau kelas dua sebagai bentuk pemenuhan hak setiap anak,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM), Iwan Syahril, menyampaikan penguatan terkait pentingnya menjalankan proses pembelajaran dengan mengedepankan enam kemampuan fondasi.

“Sangat penting bagi Guru SD kelas awal, bukan hanya Guru PAUD, untuk menyasar enam kemampuan fondasi dalam pembelajaran. Bukan hanya berfokus pada baca, tulis dan hitung namun juga harus lebih holistik,” jelasnya.

Enam kemampuan fondasi tersebut antara lain, pertama mengenal nilai agama dan budi pekerti, kedua Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, ketiga kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, keempat kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, kelima pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, serta keenam pemaknaan belajar adalah suatu hal yang menyenangkan dan positif.

Kata ia, hasil studi Kemendikbudristek mengungkapkan, masih ada pemahaman yang keliru bahwa tes yang sangat berfokus pada kemampuan baca, tulis, dan hitung (calistung) adalah satu-satunya bukti keberhasilan belajar. Sehingga model tes calistung ini masih diterapkan sebagai syarat masuk SD.

Oleh karena itu, Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan juga menjadi solusi atas kemampuan calistung yang dipahami secara sempit dan dianggap dapat dibangun secara instan.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur PAUD, Komalasari dalam pemaparannya menyebutkan, masa transisi dari PAUD ke SD/MI merupakan momen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. .

Kemudian, diterbitkan Surat Edaran Nomor 0759/C/HK.04.01/2023 yang mengatur tentang penguatan transisi dari Pendidikan Anak Usia DiIni (PAUD) ke Sekolah Dasar Kelas Awal.

Gerakan ini telah diimplementasikan di lebih dari 502 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

Berikutnya, dilakukan rangkaian rapat koordinasi untuk dinas dan bimbingan teknis bagi Pokja Bunda PAUD di 514 kota/kabupaten dengan melibatkan mitra untuk bergerak bersama dalam menjalankan tiga target perubahan.

Dalam gerakan Merdeka Belajar Episode ke-24 terdapat tiga target perubahan yang diharapkan dapat tercapai di tahun ajaran baru.

Target tersebut antara lain, pertama menghilangkan tes calistung dalam masa penerimaan siswa baru, kedua menerapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), serta ketiga berharap satuan PAUD dan SD dapat menerapkan sistem pembelajaran yang menyenangkan untuk membangun kemampuan fondasi.

Target inilah yang memandu para pendidik menerapkan praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar anak di PAUD dan jenjang pendidikan dasar kelas awal.

“Saya menyoroti pentingnya menjaga momentum ini, sehingga gerakan yang kita usung secara gotong royong dapat memberikan dampak yang lebih masif, konstruktif, dan berkesinambungan, menyebar ke berbagai satuan pendidikan,” pungkasnya.

Sumber: Siaran Pers Kemendikbudristek

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *