Petani Harus Mampu Beradaptasi dengan Kemajuan Teknolog

Sumber Foto:katakini.com
Seruan Rakyat

Seruanrakyat.online,NASIONAL– Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperkenalkan pengembangan pertanian moderen menuju model pertanian cerdas atau pertanian presisi.

“Pertanian presisi sebuah mekanisme pengelolaan lahan pertanian menjadi jauh lebih produktif dan efisien melalui keterlibatan teknologi informasi,” ujarnya, melansir katakini.com.

Menurutnya, modernisasi teknologi dunia berkembang sangat cepat, termasuk di bidang pertanian.

Kata ia, pertanian tidak akan mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa sentuhan teknologi.

“Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan,” ungkapnya.

Masih dari sumber yang sama, Kepala Badan Pusata Penyuluhan dan Pengembangan Sumer Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan, pertanian harus berorientasi pada bisnis yang menghasilkan uang sebanyak-banyaknya.

“Pertanian harus untung, jika persepsi awalnya pertanian itu suatu kewajiban, keharusan bahkan dalam tanda kutip suatu keterpaksaan, hanya untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga, saudara, masyarakat dan lain sebagainya, maka harus diubah,” terangnya.

Pertanian presisi, mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam mengumpulkan informasi sehingga proses pertanian dapat dilakukan secara presisi atau dengan input, tempat, dan waktu yang tepat.

Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Leli Nuryati menjelaskan, pertanian presisi menggunakan input pertanian dengan teknik, jumlah, tempat, dan waktu yang tepat untuk menghasilkan produksi panen secara maksimal.

Input pertanian yang dimaksud ialah pupuk, herbisida, insektisida, benih, dan lainnya. Sistem pertanian presisi menggunakan mesin yang tepat berbasis digital sehingga dapat diatur secara akurat dan dikendalikan jarak jauh.

“Hal ini akan menghemat sumber daya manusia yang dibutuhkan,” kata Leli, pada acara Bertani On Cloud (BOC) Volume 210 dengan tema ‘Pengenalan Low Cost Precision Farming’ yang dilaksanakan di P4S PMK Gobleg, Kabupaten Buleleng, Bali.

Leli melanjutkan, informasi yang detail akan diolah dan diproses dengan bantuan alat-alat pertanian yang canggih, karena itu petani harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi pertanian yang ada.

Selama proses pertanian, pengontrolan dilakukan dengan berbagai alat baik hardware maupun software khusus.

Contoh alat-alat yang digunakan antara lain, Global Positioning System (GPS), Grid soil sampling and variable-rate fertilizer (VRT), Geographic information system (GIS), dan lain sebagainya.

Penggunaan alat-alat tersebut akan membantu para petani melakukan pengelolaan lahan pertaniannya secara spesifik sesuai dengan informasi yang didapatkan.

“Proses farming menggunakan alat-alat berbasis digital ini disebut Digital Farming. Digital farming akan mampu mengoptimalkan produksi, kualitas, meminimalkan resiko, dan dampak terhadap lingkungan,” jelasnya.

Penerapan pertanian presisi antara lain, menggunakan sistem informasi geografis pada kegiatan pemupukan. Sebelum melakukan pemupukan, terlebih dahulu dibuat sensor dan variable rate applicator.

Data tersebut didapatkan dari sistem informasi geografis yang menggunakan teknologi GPS, sensor tanah, sensor hama, satelit, atau foto udara.

Dengan data tersebut, pemupukan akan dilakukan lebih akurat sesuai dengan kebutuhan nutrisi tanaman. 

https://www.katakini.com/artikel/79231/kementan-kenalkan-pertanian-presisi-biaya-rendah/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *