NASIONAL, Seruanrakyat.online – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan dalam jangka waktu empat tahun, terdapat 72 bahasa daerah di 226 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang direvitalisasi.
Hal itu ia ungkapkan sewaktu membuka Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) Tahun 2024, di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2025.
“Satu kebanggaan bagi saya bisa kembali mendapatkan kesempatan untuk hadir di Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional atau FTBIN ini,” ujarnya.
Ia menilai, semangat para peserta dari berbagai daerah menjadi modal berharga untuk memastikan lahirnya tunas-tunas penutur muda bahasa daerah.
Selain itu Mas Menteri mengapresiasi, FTBI melibatkan lebih dari 9,6 juta partisipan yang terdiri dari pelajar, guru, dan pegiat bahasa daerah.
“Saya senang sekali mengetahui bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah bahasa daerah yang berhasil kita revitalisasi,” ungkapnya.
Ia meyakini, capaian ini tentunya bukan prestasi Kemendikbudristek semata, tetapi buah dari gotong royong semua pihak dalam memajukan bahasa daerah.
“Tahun lalu, kita berhasil membawa bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar persidangan resmi di UNESCO. Saya yakin bahasa daerah bisa mendapatkan ruang dan kesempatan yang sama jika kita terus mendorong keberlanjutan Revitalisasi Bahasa Daerah dan FTBI,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), E. Aminudin Aziz menyampaikan, revitalisasi menjadi solusi untuk menyelamatkan kondisi bahasa daerah.
Ia menceritakan, awalnya hanya 3 provinsi pada 2021 yang tertarik untuk melakukan RBD, kemudian 12 provinsi pada 2022. Lalu, tahun 2023 ada 25 provinsi dengan lebih dari 300 kabupaten/kota yang berpartisipasi. Pada 2024 ini, sebanyak 38 provinsi, ambil bagian dalam program revitalisasi bahasa daerah ini.
“Tampaknya baru kali ini, dalam periode ini, kementerian begitu peduli terhadap perbedaan hakikat talenta yang dimiliki setiap siswa lalu keberbedaan itu difasilitasi untuk berkembang secara optimal,” ungkapnya.
Ia berharap, bahasa daerah terus berkembang secara optimal. Terlebih, Badan Bahasa juga memfasilitasi mereka untuk bisa langsung belajar maestro, para praktisi yang sudah tidak diragukan lagi kehebatannya dalam dunia kreasi bahasa dan sastra daerah.
(Sumber : Siaran Pers Kemdikbud)