Seruanrakyat.online, Parigi Moutong– Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DISPKH) Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, saat ini ada sekitar 40 ekor sapi yang sudah terpapar penyakit mulut dan kuku (PKM) di wilayah Parigi Moutong.
Hal itu diungkapkan, Kepala DISPKH Parigi Moutong, Joni Tagunu, saat ditemui sejumlah wartawan, di lokasi vaksinasi ternak Sapi Desa Dolago Padang, Kecamatan Parigi Selatan, Sabtu (28/01).
“Di Moutong ada 40 ekor sapi yang terpapar penyakit PKM, dan sekitar 14 ekor yang mati, kemudian Desa Buranga terdapat sembilan ekor satu diantaranya mati,” tuturnya.
Untuk itu, kata Joni, DISPKH Parigi Moutong bertindak cepat segera merealisasikan target vakisnasi ternak sapi sebanyak sepuluh ribu ekor.
“Target kami itu 10 ribu ternak sudah tervaksin, dengan jumlah yang diberikan dari pusat melalui di pemerintah provinsi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dengan Menteri Pertanian, vaksinasi dilakukan serentak se Indonesia untuk menekan penyebaran PMK di semua wilayah.
Joni menambahkan, untuk merealisasikan target sepuluh ribu ternak divaksin tahap satu, pihaknya berkoordinasi dengan penyuluh lapangan, dokter hewan dan paramedic.
“Kalau pemberian vaksin di setiap kecamatan tidak ada target yang ditentukan tergantung dari jumlah populasinya,” bebernya.
Sejauh ini kata Ia, peternak merespon baik program pemerintah untuk memberikan vaksin pada ternaknya.
“Sebelum PKM Masuk ke Parigi Moutong, paramedis dan penyuluh kita telah melakukan sosialisasi, karena penularan wabah tersebut sangat cepat terhadap ternak sapi,” terangnya.
Namun yang masih menjadi kendala yaitu, mengumpulkan sapi disuatu tempat karena masih banyak yang ternaknya berkeliaran di alam terbuka atau tidak dikandangkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembibitan dan Produksi, Wayan Purna menambahkan, salah satu cara paling efektif mencegah wabah PKM yaitu memperketat penjagaan lalu lintas ternak dari luar kota di setiap perbatasan Parigi Moutong.
“Petingnya semua ternak sapi harus dipasang barcode dan beridentitas, agar mudah mendapat pelayanan keswan,inseminasi buatan, tentunya pasaran harga juga semakin tinggi,”pungkasnya.