BPBD Gelar Diskusi Publik Bahas Potensi Ancaman Sesar Lokal di Teluk Tomini

Parigi Moutong, Seruanrakyat.online– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) menggelar diskusi publik membahas potensi ancaman sesar lokal di wilayah Teluk Tomini.

Adapun kegiatan tersebut, bertemakan ‘Mengenali Sejarah dan Potensi Ancaman Sesar Lokal di Teluk Tomini’ deengan menghadirkan Kepala Stasiun Geofisika Palu, BMKG, sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) teknis, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), MDMC, akademisi, praktisi lingkungan dan organisasi masyarakat, di salah satu caffe Kota Parigi, Selasa 21 Oktober 2025.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, Rivai, menjelaskan dengan adanya kegiatan ini untuk memberikan pemahaman dan edukasi kebencanaan yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi ancaman bencana.

Ia juga menuturkan, berkaca pada pengalaman sebelumnya, wilayah parimo pernah terdampak gempa besar disertai tsunami pada era 90-an.

Sebagai catatan sejarah, wilayah pesisir Parimo pernah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 8,6 mengguncang Teluk Tomini dan memicu tsunami dahsyat yang menerjang Parigi.

Gelombang tinggi yang berasal dari aktivitas sesar di dasar laut Teluk Tomini kala itu merusak permukiman warga, fasilitas umum, dan menelan korban jiwa di beberapa titik pesisir, terutama di wilayah Parigi dan sekitarnya.

Menurutnya, khususnya wilayah Parimo terdapat tiga sesar, yaitu Tokararu, Sausu dan sesar Tomini,  sehingga perlu dilakukan adaptasi terkait penanganannya ke depan,

Mengingat, kata ia, beberapa bulan sebelumnya terjadi gempa bumi berkekuatan sekitar 4,8 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Parigi Moutong. yang membuat panik masyarakat walaupun tidak terjadi tsunami.

Rivai mengimbau, agar kejadian serupa menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi situasi tersebut.

Lanjut ia, berdasarkan Kajian Resiko Bencana (KRB) terdapat 9 ancaman bencana, salah satunya gempa bumi.

“Kalau di peta bencana gempa bumi, hampir semua pesisir pantai masuk dalam ancaman bencana, sehingga akan dilakukan mitigasi bencana dini,” sebutnya.

Ia berharap, melalui diskusi ini para peserta yang terlibat dapat menyebarluaskan melalui forum atau pertemuan yang dilakukan pemerintah Kecamatan maupun desa, agar masyarakat dapat mengetahui jenis-jenis potensi bencana.

Kemudian, literasi sejarah bencana peting dalam membangun kesadaran masyarakat dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Palu, Sujabar, S.T, M.Si, menuturkan Parigi Moutong salah satu daerah dengan ancaman efek gempa sangat besar, karena jaraknya berdekatan dengan sesar palu koro.

Apalagi, untuk Kecamatan Sausu sendiri masuk dalam garis sesar, tentunya ini menjadi potensi ancaman, sehingga menjadi perhatian pemerintah daerah maupun masyarakat.

Dosen Teknik Geofisika FMIPA Universitas Tadulako, Ir. Drs. Abdullah, MT, menegaskan aktivitas seismik di wilayah Parigi Moutong terbilang tinggi karena berdekatan dengan beberapa jalur sesar aktif di Sulawesi bagian tengah.

“Salah satu yang menjadi perhatian adalah potensi pergerakan sesar lokal di sekitar Teluk Tomini, yang bisa memicu gempa berkekuatan sedang hingga kuat. Karena itu, pemahaman terhadap karakteristik sesar menjadi sangat penting dalam mendukung upaya mitigasi bencana berbasis sains dan kearifan lokal,” pungkasnya.

Pos terkait