Kandin Parimo Dorong Pemda Buat Regulasi Penarikan PAD Dari Packing House

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Parigi Moutong (Parimo) Faradiba Zaenong, Sumber foto: IST

Parigi Moutong, seruanrakyat.online- Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Parigi Moutong (Parimo) Faradiba Zaenong, mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, agar secepatnya membuat regulasi penarikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari perusahaan Packing House.

“Semua Packing House yang melakukan aktivitas di Parimo, mereka siap 1000 persen memberikan sumbangsi ke daerah dalam bentuk PAD, hanya saja Pemda harus membuat regulasi terlebih dahulu,” ujarnya, saat menghadiri Rapat Panitia Kerja (Panja) DPRD  Parigi Moutong, di ruang paripurna Rabu 8 Oktober 2025.

Fara menjelaskan, selama melakukan ekspor keluar daerah, pihak pengelola Packing House telah memberikan pemasukan ke kas negara melalui Bea Cukai, walaupun saat ini Pemda Parimo belum mendapat jatah Dana Bagi Hasil (DBH).

Menurutnya, banyaknya investor durian di Parimo, menjadi peluang bagi pemerintah daerah untuk mengait retribusi, berdasarkan regulasi yang ada.

Selain itu, kata ia, Kadin bersama Asosiasi Perkebunan Durian Indonesia (APDURIN) tidak menutup mata terkait peluang PAD, bahkan pihaknya berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan DPRD dalam menyusun regulasi yang berpihak pada petani.

“Apabila regulasinya sudah dibuat, PAD akan kembali ke petani durian, mungkin saja mereka akan menambah ahan duriannya, pupuk dan perluasan jalan,” terangnya.

Lanjut ia, apabila musim panen tiba, akan menjadi rebutan sejumlah Packing House, Palu dan Parigi.

“Karena tidak ada regulasi yang mengatur terkait itu, membuat persaingan harga di kalangan petani tidak sehat,”bebernya.

Berdasarkan data, jumlah Packing House di Parimo terdapat 14 perusahaan, sedangkan di kota Palu sendiri terdapat 16 titik.

Ia menambahkan, dengan adanya persaingan tersebut, menunjukkan potensi durian di Parimo semakin berkembangan, hal ini terbukti pada tahun 2024 silam, dimana Parimo mencatat hasil panen sekitar 6.000 ton durian, dengan perputaran uang dari pabrik ke petani sekitar Rp 600 sampai Rp700 miliar.

“Di Januari hingga Mei 2026 mendatang, kami menargetkan nilai cashflow durian Parimo bisa mencapai Rp1 triliun,” sebutnya.

Fara menyadari, saat ini hasil durian parigi Moutong masih dikirim ke Thailand sebelum diekspor,

“Tanggal 25 mei 2025  Parimo di tunjuk menjadi tuan rumah sentra ekspor durian langsung ke Tiongkok, capaian besar bagi daerah kita. Setelah bertahun-tahun hanya jadi pemasok, tahun depan Parimo akan menjadi tuan rumah ekspor langsung ke pasar Tiongkok,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *